Pada balapan di Motegi tersebut, Bagnaia menunjukkan performa luar biasa bersama para rival utamanya di musim ini. Empat posisi teratas diisi oleh dirinya, Jorge Martin, Marc Marquez, dan Enea Bastianini secara berurutan. Ini menjadi pemandangan yang sudah cukup sering terlihat musim ini, baik di balapan Sprint maupun di balapan utama Grand Prix, menunjukkan dominasi mereka dalam perebutan gelar juara dunia.
Bagnaia juga menyoroti kemiripan situasi saat ini dengan era legendaris MotoGP yang diwarnai oleh rivalitas sengit antara Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, Casey Stoner, dan Marc Marquez. “Ini seperti kembali ke masa lalu, hari-hari ketika Valentino, Lorenzo, Pedrosa, Stoner, dan juga Marquez selalu finis di empat besar. Kami sedang menuju ke arah itu. Jorge dan saya selalu berada di depan, sementara Marc dan Enea semakin mendekat,” jelasnya.
Menurut Bagnaia, dinamika persaingan di antara mereka empat pembalap saat ini menunjukkan bahwa MotoGP sedang mengalami kebangkitan rivalitas yang intens dan berkualitas. “Sekali lagi, hari ini kami berempat yang membuat perbedaan,” tambahnya, menegaskan bahwa dirinya, Martin, Marquez, dan Bastianini adalah pemain kunci yang terus mendominasi puncak klasemen musim ini. Persaingan ketat di antara mereka tidak hanya menciptakan tontonan seru bagi para penggemar, tetapi juga membawa kembali kenangan masa-masa keemasan MotoGP di era ‘Four Aliens.’
Ketegangan Lebih Tinggi dari Era Rossi vs Lorenzo
Pecco Bagnaia, pembalap Ducati Lenovo Team, mengungkapkan bahwa persaingan ketatnya dengan Jorge Martin selama dua musim terakhir terasa jauh lebih menantang dibandingkan rivalitas klasik antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di masa lalu. Bagnaia menjelaskan bahwa perbedaannya terletak pada frekuensi kesalahan yang mereka lakukan, yang membuat setiap balapan penuh dengan ketegangan dan tantangan.
“Valentino dan Lorenzo pada waktu itu hampir tidak pernah melakukan kesalahan. Mereka selalu berada di posisi pertama dan kedua, menciptakan duel yang begitu stabil dan konsisten,” ujar Bagnaia. “Namun, bagi kami, setiap kesalahan kecil bisa berarti perbedaan besar. Kami berdua sering kali berada di ujung tanduk, dan dalam kondisi seperti ini, kesalahan sekecil apa pun bisa mengakibatkan hilangnya banyak poin atau kesempatan untuk merebut kemenangan.”
Bagnaia juga menyoroti bahwa walaupun saat ini Martin unggul dengan selisih 10 poin di klasemen pembalap, keunggulan tersebut masih dianggap rapuh mengingat persaingan sengit yang terus berlanjut di setiap seri balapan. “Keunggulan 10 poin yang dimiliki Jorge mungkin terlihat kecil, tetapi dalam konteks persaingan kami, jarak tersebut tidak memberikan rasa aman,” tambahnya.
Hingga saat ini, Jorge Martin masih berada di puncak klasemen pembalap dengan total 392 poin. Bagnaia mengikuti di posisi kedua dengan 382 poin, sementara Enea Bastianini menempati posisi ketiga dengan 313 poin, dan Marc Marquez berada di posisi keempat dengan 311 poin. Persaingan ketat antara keempat rider ini mencerminkan tingkat kompetisi yang luar biasa di MotoGP musim ini, menghidupkan kembali kenangan akan rivalitas legendaris di masa lalu.
Simak Berita menarik Lain
Tinggalkan Balasan