Global Sport News – Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011, Casey Stoner, menyampaikan keraguan mengenai keputusan Ducati Lenovo Team untuk menduetkan Pecco Bagnaia dan Marc Marquez pada musim 2025. Menurut Stoner, Merela akan kesulitan bersikap adil pada keduanya, mengingat karakter kuat masing-masing pembalap yang berpotensi menciptakan ketegangan internal. Ia bahkan memperkirakan Ducati pada akhirnya mungkin harus memilih “anak emas” di antara mereka.
Posisi kursi kedua di tim pabrikan Ducati memang jadi isu panas musim ini. Awalnya, Mereka memiliki tiga opsi: mempertahankan Enea Bastianini atau memilih Jorge Martin atau Marc Marquez. Martin sempat dianggap kandidat kuat karena konsistensinya memimpin klasemen pembalap sejak awal musim. Namun, Mereka membuat pilihan berani dengan memilih Marquez sebagai tandem Bagnaia, mengejutkan banyak pihak.
Keputusan Mereka ini diprediksi akan memperuncing rivalitas internal, mengingat Bagnaia dan Marquez adalah dua pembalap bertalenta tinggi dan sama-sama memiliki gelar juara dunia. Selain itu, latar belakang Bagnaia sebagai murid Valentino Rossi semakin memperkuat narasi kompetitif di antara mereka, mengingat hubungan Rossi-Marquez yang legendaris.
Stoner percaya bahwa menduetkan dua sosok dominan seperti Bagnaia dan Marquez akan mempersulit dinamika tim. Menurutnya, Mereka harus berhati-hati agar pilihan ini tidak berujung pada ketegangan yang bisa merugikan tim.
Siapa yang Akan Dilindungi Ducati?
Casey Stoner, mantan pembalap Ducati Team pada 2007-2010, menyuarakan kritik terhadap langkah Ducati memilih Marc Marquez sebagai tandem Pecco Bagnaia untuk musim 2025. Menurut Stoner, keputusan ini tidak hanya kurang adil bagi Jorge Martin, yang juga kandidat kuat, tetapi juga berpotensi menimbulkan ketegangan di dalam tim pabrikan.
“Semua akan tergantung pada bagaimana Mereka bertindak,” ujar Stoner dalam wawancaranya dengan La Gazzetta dello Sport, yang dikutip oleh DAZN pada Senin (11/11/2024). “Saya rasa Pecco cukup kuat secara mental untuk menghadapi situasi ini. Ini akan menjadi soal siapa yang akan lebih dilindungi oleh Ducati.”
Stoner menilai bahwa rivalitas antara Bagnaia dan Marquez di Ducati Lenovo Team bisa menciptakan kekacauan internal, terutama jika salah satu dari mereka mendapat lebih banyak dukungan. Menurutnya, baik Bagnaia maupun Marquez akan berusaha mendorong dinamika tim sesuai dengan keinginan mereka. Ia bahkan menyamakan potensi ketegangan ini dengan persaingan sengit antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di tim Yamaha pada 2008-2010 dan 2013-2016, di mana kedua pembalap saling berusaha memperebutkan posisi teratas dengan pengaruh yang signifikan di dalam tim.
Ducati Harus Pilih Sisi
Casey Stoner menyatakan bahwa memperlakukan Pecco Bagnaia dan Marc Marquez dengan adil akan menjadi tantangan berat bagi Mereka. Situasi ini mengingatkan Stoner pada masa ketika mereka menandemkan Andrea Dovizioso dan Jorge Lorenzo pada 2017-2018, di mana hubungan kedua pembalap diwarnai perselisihan dan dinamika yang rumit. Ketika itu, Mereka akhirnya memilih untuk melepas Lorenzo pada akhir 2018, menggantinya dengan Danilo Petrucci pada 2019.
“Kita lihat saja bagaimana Mereka akan mengendalikan situasi ini dan siapa yang akan mereka pilih untuk diutamakan,” ungkap Stoner. “Mereka harus mencari keseimbangan yang tepat atau akan menghadapi masalah,” tambahnya, memperingatkan potensi ketegangan yang bisa timbul jika Mereka lebih condong ke salah satu pembalap.
Pada musim 2025, Ducati akan menurunkan tiga tim dengan total enam pembalap. Ducati Lenovo Team sebagai tim pabrikan akan dihuni oleh Bagnaia dan Marquez, dua pembalap dengan ambisi dan prestasi besar. Sementara itu, Pertamina Enduro VR46 akan diperkuat Fabio Di Giannantonio dan Franco Morbidelli, dua pembalap asal Italia dengan pengalaman kompetitif di MotoGP. Gresini Racing, tim satelit lainnya, akan menaungi Alex Marquez dan Fermin Aldeguer.
Sumber: La Gazzetta dello Sport, DAZN
Tinggalkan Balasan